CALIFORNIA - Video game kerap kali disalahkan sebagai sumber dari kenakalan remaja. Lebih parahnya lagi, game dianggap sebagai penyebab seorang bocah berusia 8 tahun untuk membunuh orang tua.

Tidak semua game buruk dan bisa mempengaruhi perilaku nakal anak-anak. Penelitian terbaru mencoba menepis anggapan 'miring' tersebut dengan mengungkap hasil riset bahwa bermain game bisa mendorong kognisi (proses memperoleh pengetahuan) dan respon terhadap sesuatu dengan lebih cepat.

Dilansir Science20, Rabu (4/9/2013), video game telah tersedia luas untuk kalangan pengguna di rumah selama 40 tahun. Selama 40 tahun tersebut, banyak kalangan menilai game bisa berdampak negatif dan positif.

Setelah video game seperti Pong dan Space Invaders mendarat di pasar di era 1970-an, psikolog dan ahli saraf mulai menginvestigasi apakah bermain game bisa bermanfaat bagi otak. Sebagian menilai video game bisa menginspirasi seseorang untuk melakukan perilaku kekerasan.

Peneliti Andrew Latham dan koleganya melakukan riset dan peninjauan terhadap hasil penelitian sebelumnya, menemukan 50 studi yang dipublikasikan lebih dari 28 tahun lalu. Andrew menemukan bahwa video game bisa mendorong serangkaian besar dari fungsi kognitif.

Fungsi kognitif ini berkaitan dengan kordinasi gerak tangan dan mata, visualisasi spasiasl, antisipasi visual, waktu reaksi dan peralihan tugas. Manfaat ini kabarnya lebih cenderung untuk permainan modern yang lebih kompleks ketimbang game ''jadul' di era 1980 atau 1990-an. 

Lebih lanjut Latham membahas mekanisme saraf yang mendasari manfaat dari bermain game. Mereka menyimpulkan, bermain video game dapat menguntungkan dan bisa digunakan dalam pengaturan edukasi serta klinis untuk meningkatkan fungsi kognitif.

Sumber: Okezone.com

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Template2nd-zone © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top